Written by 4:26 pm Berita Game, CONSOLE GAMES, PC GAMES, Review & Preview

Tales of Xillia Remastered: JRPG Lawas yang Bangkit Lagi

Nostalgia yang Jadi Nyata di Tahun 2025

Kalau kamu tumbuh di era PS3, judul Tales of Xillia pasti punya tempat spesial di memori gaming kamu. Tahun 2011, Bandai Namco melepas game ini sebagai salah satu karya terbaik seri Tales, diikuti pujian karena ceritanya yang dalam dan duo protagonisnya — Milla Maxwell, sang dewi roh dalam tubuh manusia, dan Jude Mathis, mahasiswa kedokteran yang idealis. Setelah lebih dari satu dekade, akhirnya nostalgia ini kembali lewat Tales of Xillia Remastered, yang bakal rilis 31 Oktober 2025 di PS5, Xbox Series X|S, Nintendo Switch, dan PC via Steam ​.

Bandai Namco sepertinya sadar, remaster bukan cuma soal polesan grafis. Tales of Xillia Remastered hadir dengan peningkatan besar di sisi visual 4K, 60fps stabil, dan sederet fitur quality of life baru yang bikin pengalaman bermain jauh lebih mulus. Sebut saja fitur auto-saveGrade Shop yang bisa diakses lebih awal, sampai opsi toggle encounter buat skip pertarungan acak di dungeon — hal kecil tapi signifikan buat fans lama yang dulu sering ngeluh waktu harus grind slime di area rawa.

Selain itu, semua DLC original — termasuk kostum karakter, item bonus, dan konten eksklusif edisi Jepang — udah dikemas dalam satu paket lengkap. Versi digitalnya bahkan punya Digital Deluxe Edition yang menawarkan soundtrack dan artbook digital, yang pastinya bakal bikin para kolektor JRPG senyum puas.

Remaster ini dikerjakan bareng DOKIDOKI GROOVEWORKS, studio Jepang yang juga pernah bantu polishing visual untuk beberapa judul seri Tales terdahulu. Jadi bisa dibilang ini bukan proyek setengah hati—Bandai Namco benar-benar membawa ulang kisah klasik ini dengan standar generasi modern tanpa kehilangan ruhnya.

Dunia Rieze Maxia, Pertarungan Dual Raid, dan Cerita Tentang Idealime

Satu hal yang bikin Tales of Xillia beda dari JRPG seangkatannya: dunia dan konfliknya terasa relevan. Game ini mengambil latar di dunia Rieze Maxia, tempat roh dan manusia hidup berdampingan. Namun keseimbangan itu rusak setelah kerajaan Rashugal menciptakan senjata penyedot energi bernama Lance of Kresnik. Dari sini, petualangan Milla dan Jude dimulai — dua orang dari dunia berbeda yang akhirnya bertemu karena idealisme yang sama: menyelamatkan dunia, meskipun itu berarti menentang kekuatan besar yang tak terkalahkan.

Buat pemain baru, kisahnya bisa dibilang seperti campuran antara mitos dan sci-fi, tapi dengan pendekatan manusiawi. Jude berjuang menyeimbangkan moral medis dengan tindakan heroik, sementara Milla harus mempertanyakan identitasnya sendiri di dunia mortal. Kita gak cuma disuguhi aksi tapi juga refleksi—tentang hubungan manusia dengan teknologi, dan harga dari ambisi yang melampaui batas.

Sistem pertarungannya, yang disebut Dual Raid Linear Motion Battle System, masih jadi highlight utama. Di versi remaster ini, sistem battle real-time itu dipoles biar lebih responsif. Pemain bisa “link” antar karakter buat kombo spesial yang dipicu berdasarkan chemistry mereka di cerita. Setiap pasangan punya jurus gabungan unik yang bikin tiap pertarungan berasa dinamis, bukan sekadar adu damage.

Selain visual yang lebih bersih dan efek partikel yang makin tajam, AI monster juga diperbarui biar nggak gampang ditebak. Kalau dulu pemain veteran bisa spam combo buat menang cepat, sekarang butuh timing dan strategi lebih matang. Co-op empat pemain lokal juga tetap dipertahankan — buat kamu yang pengen nostalgia main bareng di sofa kayak zaman dulu.

Para fans lama di Reddit dan X (Twitter) bilang update ini “berasa kayak nostalgia yang dikasih vitamin.” Visualnya udah next-gen, tapi atmosfernya masih klasik banget. Terutama soundtrack garapan Motoi Sakuraba yang di-remaster tanpa mengubah nuansa orisinal — tetap punya aura magis khas Tales, tapi lebih hidup di sound system modern.

Xillia, Tren Remaster, dan Arus Balik JRPG

Kalau diperhatikan, rilis Tales of Xillia Remastered di 2025 sebenarnya bagian dari tren besar: renaisans JRPG klasik. Setelah kita dibombardir game open-world raksasa dan sistem live service yang makin kompleks, banyak gamer mulai cari pengalaman yang lebih “intim” dan fokus ke cerita. Bandai Namco paham betul hal itu.

Xillia Remastered bukan sekadar nostalgia, tapi juga simbol bahwa story-driven RPG masih dibutuhkan. Ceritanya linear, tapi meaningful. Karakternya nggak sekadar hero penyelamat dunia, tapi individu dengan konflik batin realistis—jenis storytelling yang mulai jarang ada di genre modern.

Menariknya, tahun ini banyak JRPG klasik lain ikut bangkit: Persona 3 ReloadLegend of Dragoon Remake, sampai Final Fantasy IX Reimagined. Tapi berbeda dari yang lain, Xillia punya identitas visual kuat dari dua desainer legendaris — Mutsumi Inomata dan Kosuke Fujishima — yang gayanya akan langsung dikenali oleh fans anime 2000-an. Dalam remaster ini, artwork mereka direstorasi dan diwarnai ulang dalam resolusi tinggi, memberi sentuhan nostalgia tanpa kehilangan vibe asli.

Secara komunitas, hype-nya luar biasa. Di minggu pengumuman, tagar #XilliaRemtered sempat trending di Jepang, AS, dan bahkan Indonesia. Banyak pemain lama posting side-by-side screenshot versi PS3 dan versi Remastered — dan hasilnya memang beda jauh. Tekstur lebih detil, pencahayaan lebih hangat, dan ekspresi wajah karakter jauh lebih ekspresif.

Dan kabar baiknya, produser seri Tales, Yusuke Tomizawa, sudah konfirmasi ke Famitsu bahwa Tales of Xillia 2 Remaster juga sedang digarap untuk 2026. Jadi, kemungkinan besar ini awal dari gelombang besar kebangkitan seri Tales di generasi baru.

Kenapa Xillia Layak Dicoba Lagi

Ada hal yang bikin Tales of Xillia Remastered lebih dari sekadar “fan service”. Game ini sebenarnya berbicara banyak tentang hubungan manusia dengan kekuatan yang ia ciptakan sendiri. Di tengah narasi dunia yang makin bergantung pada AI dan mekanisasi, pesan “jangan biarkan teknologi melahap moralitas” terasa makin relevan. Milla dan Jude bukan sekadar karakter fiktif — tapi cermin bagaimana idealisme dan empati harus terus berdampingan dengan inovasi.

Buat gamer baru, ini kesempatan emas buat nyelam ke dunia Tales dari entry yang relatif ringan tapi cukup dalam buat bikin kamu jatuh cinta. Buat gamer lama, ini nostalgia yang dikemas ulang dengan cinta dan perhatian teknis. Bukan cuma “port malas”, tapi rekreasi serius dari karya yang dulu melahirkan basis fans setia di seluruh dunia.

Remaster ini juga membuktikan satu hal penting: kadang yang kita butuhkan bukan game yang lebih besar, tapi cerita yang lebih jujur. Tales of Xillia Remastered nggak berusaha jadi sesuatu yang bukan dirinya; ia tetap JRPG dengan ritme hati — hangat, penuh makna, dan punya pesan humanis di antara pertarungan dan sihir.

Jadi ketika rilis nanti di tanggal 31 Oktober 2025, pastikan kamu siap bukan cuma buat nostalgia, tapi juga buat menemukan kembali kenapa dulu kamu jatuh cinta sama dunia game yang bisa bikin kamu peduli pada tiap karakternya

Visited 3 times, 1 visit(s) today
Close